اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ.
Habib Utsman bin Yahya, dikenal sebagai mufti Betawi, lahir pada tanggal 17 Rabiul Awal 1238 H/1822 M di Batavia, dari keluarga keturunan Hadramaut. Meskipun tidak mengikuti pendidikan formal, dia dididik secara pribadi oleh kakeknya, Syekh Abdurrahman al-Misri, dalam berbagai studi agama, bahasa Arab, ilmu falak, dan adab.
Pada usia 18 tahun, setelah kakeknya meninggal, Habib Utsman berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan bertemu dengan ayahnya serta keluarganya. Di sana, dia memperdalam pengetahuannya selama tujuh tahun dengan mempelajari ilmu agama dari ayahnya dan ulama terkemuka seperti Sayid Ahmad Dahlan. Kemudian, dia melanjutkan perjalanan ke Hadramaut, di mana dia belajar dari ulama ternama seperti Habib Abdullah bin Husain bin Thahir dan Habib ‘Alawi bin Segaf al-Jufrie.
Selama bertahun-tahun, dia menjelajahi berbagai tempat termasuk Dimyat, Mesir, Tunis, Maroko, Aljazair, dan Istanbul, untuk menambah pengetahuan agamanya dan memperluas jaringan ulama. Setelah itu, dia kembali ke Batavia dan menjadi Mufti Betawi.
Habib Utsman bin Yahya adalah ulama yang sangat berpengaruh tidak hanya di Jakarta dan Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Dia produktif menulis, dengan karya-karyanya masih diajarkan di beberapa tempat, seperti di Pattani, Thailand.
Meskipun memiliki pengaruh yang luas, dia memilih untuk tidak diadakan haul setiap tahun setelah kematiannya, sesuai dengan wasiatnya kepada keluarganya. Bahkan, makamnya sendiri menjadi kontroversi karena ketika digali tidak ditemukan jenazahnya, hanya tanah kuburan. Kuburannya dipindahkan ke berbagai tempat hingga saat ini, namun ada yang meragukan keotentikannya karena tidak ditemukan bekas jenazah.
Makam Habib Utsman bin Yahya https://g.co/kgs/cVw5wu7